S
atu kalimat pembuka yang susah, mau tanya aja, ” Sudah punya pacar belum?” [ lho..?!?!? ]. Pacaran, sudah perkara basi untuk dibahas. Tapi kenapa juga, masih banyak orang yang pacaran. Bahkan kuantitasnya makin lama makin menjadi. Dan lebih miris lagi virus ini menjangkiti mereka yang katanya udah “ngerti” agama. Hayo..?!?!?

Teringat, sebuah pertanyaan teman ROHIS SMA yang sedang futur waktu itu. lantaran ada ikhwan yang menembaknya, [ wuih ternyata mati beneran ]. Dia pernah bertanya, ” Mang kalo mau menikah tanpa pacaran, mang bisa ?” Belum sempat saya menjawabnya ia memberondong lagi dengan
pertanyaan yang lain ” Mang bisa kita menikah dengan orang yang ga jelas kepribadiannya?” ” Mang bisa kita langsung enjoy hidup dengan seseorang yang kita kenal asal usulnya..?” ” Mang bisa…” Belum sempat aku menjawab, dia sudah ngeloyor pergi. Sebuah ekspresi yang sulit sekali aku melupakannya.[ Duw..]

Pacaran, kenapa dilarang?. Sudah ku katakan hal ini sudah basi untuk dibahas. Tapi ingatan itu masih terlalu jelas untuk tidak kutulis menjadi sebuah tulisan. sebuah tulisan yang tidak bermaksud untuk mendoktrin, tidak bermaksud untuk menggurui, bukan maksud hati ingin menyakiti, dan bukan maksud hati pula sok suci. Open ur eyes, open ur mind. Sungguh.. i love u coz Alloh semata, tulisan ini kutulis untukmu. Sungguh, karena aku sangat menyayangimu, kuberanikan lagi menulis ini untukmu. Sungguh, karena aku sangat menghormatimu kubiarkan lentik jari terus menari.

Teringat lagi, sebuah perjalanan makan malam keluarga bersama umi dan abi. Warung sate, langganan kami. Tiba-tiba datang seorang bapak-bapak datang menyapa, memberikan setuas senyum kecil menawannya. kami-pun tersenyum padanya. Ada perasaan laen yang kurasakan, entah apa itu, hawa yang lain. Tiba-tiba pula datang seorang perempuan berjilbab kecil memberikan senyum manisnya untuk kami, kami-pun tersenyum padanya. Sungguh suatu aib jika membuka aib keluarga, tapi insya Aloh ini bukan aib. Seperti layaknya keluarga yang lain, manisnya keindahan keluarga kurang berasa tanpa garam. Begitu juga sebuah miniatur kebahagian keluarga adakalanya juga terkoyak oleh sesuatu apapun itu, namanya juga kehidupan ada suka dan duka saling melengkapi. Ceritanya, sehabis makan malam itu abi dan umi bertengkar. Sebenarnya ga mau nguping, tapi terdengar sendiri pertengkaran itu, hanya karena kedua orang yang kami temui di Warung sate malam tadi.
Usut punya usut, ternyata kedua orang itu pada waktu mudanya pernah terlibat asmara dengan umi ataupun abi, katanya seh sempat pacaran. untung saja pertengkaran kecil tadi, cuman sebentar. Kalo lama-lama pasti saya udah nangis. [ hiks hiks ]

Dari sini saya berkesimpulan, mau ga mau hubungan 2 insan lain jenis, itu mampu menimbulkan kesan tersendiri. Entah itu nol koma berapa persen pasti ada kesan tersendiri, mungkin juga aku dengan kamu yang membaca tulisan ini pernah juga ada kesan. [ halah.. lha kok PD ]. So, boleh jadi kamu yang sekarang yang lagi pacaran, juga akan mempunyai kesan terhadap pacar kamu yang nantinya akan berefek ga baik pada keluarga yang kamu bina kelak.

Teringat lagi, akan sebuah cerita seorang temen yang suka ngajak curhat, ” Pacarku ga pernah bisa memberikan kebahagian kayak pacarku yang dulu.. ” ( sambil terisak-isak ) Saya harus ngomong apa coba, kalo diajak curhatan masalah beginian. Saya bilang nyeplos aja, ” Boleh jadi pacarmu berikutnya juga bilang hal yang sama seperti itu ” [ huu.. jahat banget seeh ]. saya juga ga nyadar juga, kata-kata sensitif itu akhirnya keluar juga, pada dasarnya saya benci pacaran, eh malah diajak curhatan beginian so hilang degh kesabarannya. Tapi ternyata ada ibrohnya juga, yups anda benar cewek tadi sekarang ga pacaran lagi [ Alhamdulillah tenan..]. Pacaran akan menimbulkan efek banding membandingkan.

Belum lagi kalo pacarannya ngenes, alias menyeramkan!. Dari sisi manapun. wanitanya selalu dirugikan. Yach, kalo cuman pegang-pegangan, kalo lebih dari itu lha sangat repot. Enak aja itu cowok, menikmati keindahanmu, sedang kamu ga diberikan imbalan apa-apa, paling-paling cuman rayuan, traktiran, dan barang pemberian, heran ya.. kok mau maunya keindahan diganti dengan barang yang kenikmatannya hanya beberapa detik saja. So, apa pendapatmu selanjutnya? masih mau pacaran?.

Terus kalo ga pacaran, gimana nikahnya?. Ya ta’ruf dong. Ta’aruf artinya perkenalan. Lalu berapa seseoarang memasuki tahap ta’aruf?. Sebenarnya ga ada dalil yang pas yang menerangkan dengan jelas. Tapi klo bisa ya secepatnya. Nah, yang ingin saya tekankan tuh disininya. Kadang memaknai ta’aruf dengan pacaran Islami. Jujur, saya sendiri sebenarnya paling sebel kalo nama sesuatu ditambah-tambahin dengan embel-embel Islami untuk melegalkan sesuatu yang semestinya tidak legal.

salah seorang teman pernah mengeluhkan, lha wong ta’arufnya sudah jalan selama 2 bulan eh kok ga jadi nikah seeh. Ya memang bukan jaminan, ketika ta’aruf langsung jadi nikah. Karena ada faktor x yang mungkin bercokol didalamnya. Trus ada teman lagi yang mengeluh, ” ihh ga syar’i banget seeh.. masak si ikhwan datang mulu ke kost..” yang lain nimpalin ” Eh gapapa no, khan mereka sudah ta’ruf 3 bulan lagi mau nikah ..”. Hah, jadi seperti ini potret remaja Islam kita. [ Sedih campur sebeel ]

Akhi wa ukhty yang namanya ta’aruf itu tuh bukan seperti pacaran Islami. Belum halal untuk dimiliki, walaupun sudah di khitbah. Khitbah ( peminangan ) itu aja sudah yang benar-benar mendekati fase-fase nikah aja masih belum halal untuk diperlakukan sebagai suami/istri. Egh ini malah-malah baru ta’aruf sudah seperti ini. ” Ya Muqollib Al qulub tsabiit, qulubananaa fii diniik! ” wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini selalu dalam agamaMu. Hati sesuatu yang tidak bisa ditebak, susah dimengerti, dan susah untuk dijaga. Seeiring berlangsungnya fase ta’aruf semoga hatimu selalu terjaga, masih terhijab olehNya, masih terhijab oleh takut akan siksaNya. Huallohu ‘alam saya nanti, tapi kalo sudah seperti kasus ini saya sangat benci. [ duw malah curhat..]

Saya sempet kaget, ada banyak metode berta’aruf dengan calon pasangan. Pernah saya berdiskusi dengan salah seoarng teman salafy [ entah salafy abu nida, atau abu isa, atau anu yahya]. Ta’aruf bisa dilakukan dengan 3 metode
1. Melihat muka dan telapak tangan. Ini hadis yang meriwayatkan ada lh0.. Telapak tangan yang bagus seorang wanita [ ini juga kata hadist neeh ..] yang runcing jarinya, dan
di pangkal kuku ada putih-putihnya. Semakin lebar putih-putih kukunya makin bagus, katanya seeh menandakan kesuburan wanita itu.
2. Melihat seluruh tubuhnya. Ya bukan calonnya yang melihat, tetapi menyuruh orang untuk melihatnya, apakah sesuai dengan keinginan atau tidak. Kalo tidak ya sudah dibatalkan, kalo sesuai ya lanjut. Tapi ada yang pernah bilang,
calonnya juga gpp. [ wah pas waktu diskusi gitu, saya langsung marah-marah..! huu dasar ikhwan..! Fisik banget seeh]
3. Memberikan biodata diskripsi diri. watak dan fisik tanpa foto. Gitu ..

Beda lagi klo teman dari tarbiyah PKS [ hehhe bukan maksud hati menonjolkan golongan-golongan] hanya biar nampak aja perbedaan metode taarufnya. Setiap kader yang sudah siap nikah diberikan proposal pernikahan, jangan salah proposal nikah ini berbeda formatnya dengan proposal lembaga untuk nyari sponsorship [ hehe ]. setelah proposal nikah tadi diisi, bisa liat form proposal nikah di http:/dudung.net waktu itu masih ada tulisannya. Nah proposal berisi biodata diri, foto dan kriteria calon yang diinginkan. Boleh diberikan kepada calonnya langsung [ klo udah punya calon dan calon udah siap nikah juga ] atau diserahkan ke murrobi untuk selanjutnya diproses. kalo udah beberapa proses ta’aruf, eh ternyata ga jadi melulu, maka kader tadi akan diikutkan dalam dauroh. namanya Dauroh SAMARA. Ada 3 tahap dauroh SAMARA, dari dauroh SAMARA 1-3.Selang diikutkannnya dauroh, ia akan terlibat proses ta’aruf terus. Ya namanya juga dauroh SAMARA materinya juga mengulas tentang keluarga abis degh. Metode ini juga pas ta’aruf nya ditemani orang lain, biar syetan ga muncul diantara keduanya. So pacaran, metode pra nikah yang kuno dan ga syar’i berdosa lagi.

Tapi bagaimana mungkin bisa menjaga hati kalo ta’arufnya aja lama banget. Yach gimn lagi ada alasan ini alasan itu yang ga bis aditolelir, kunci nya cuman satu pren, jaga intensitas ketemu. Ga usah sering telpon-telponan, ga usah sering sms-an, klo tinggal nunggu kenikmatan sebentar lagi, kenapa harus nyuri-nyuri, kenapa ga sabar, sedang rosul saja begitu sabarnya menunggu aisyah sejak dipinang pada usia 9 tahun
untuk menjadi istrinya, beliau juga manusia yang punya nafsu juga lho.. . Subhanalloh Rosululloh bisa, kenapa kita enggak. So benar-benar kita baru dalam kondisi istijrot, sedang diberi ujian kenikmatan maka janganlah lalai. Bahkan ada fenomena ngetek duluan, nembak dulu, nikahnya ntar pas abis lulus, duw lamanya, bisa tahan??. Bisa jamin kamu tidak mati dalam kondisi yang hati yang sakit karena ternodai?

” Sesungguhnya yang kutakutkan atas umatku adalah fitnah syahwat dan fitnah syubhat.. ” Rosululloh aja khawatir ke kita, kenapa tidak boleh aku khawatir terhadapmu.

Teringat lagi orang-rang kereen yang kukagumi, seoarng mbak kost ku dulu di AN-NISA. 3 hari sebelum hari H walimahan, ia mengumpulkan kami sambil makan bareng dia bialng kalo 3 hari lagi ia akan menikah, kita shock abis, kenapa ia ga cerita-cerita sama sekali ketika ia mengambil keputusan besar itu. Dan darinya kami tidak mendapati zina hati secuilpun, wuih kereen, bukanlah keren karena ia modis abis, bukanlah keren karena beliau cantik abis, tapi kereen yang bisa menjaga izzahnya sampai tak pacaran hingga pernikahan. Dan setelah hari H nya subhanalloh sekali ikhwan suaminya itu perfect banget keikhwanannya, sekufu degh. Sungguh alloh maha tahu, siapa yang terbaik untuk hambanya. Dan usut punya usut ikhwan tadi juga ga pernah tuh namanya pacaran, kereen tho. Semua pasti menginginkan yang masih benar-benar virgin hatinya, belum pernah menduakanNya, hingga akupun menginginkan orang yang menjadi pendampingku nanti adalah orang yang menjadikanku cinta pertamanya, belum pernah mencintai orang lain dan berpacaran dengan orang lain.. [ hehe .. just a dream ] Boleh jadi apa yang kita inginkan, tidak sama dengan apa yang kita dapatkan, semua Alloh-lah yang mengatur. Sekarang yang jadi kunci utamanya adalah perbaiki diri dulu, insya Alloh orang yang diberikan kepada kita adalah orang yang selalu memperbaiki diri, amien..!

” Sesungguhnya wanita yang baik untuk lelaki yang baik ”